BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 11 November 2009

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SECARA UMUM


Perkembangan industri grafika di Indonesia terkait dengan teknologi cetak letter- press dan mulai surut tahun 1970-an, kemudian teknologi cetak offset mulai menggantikannya.

Teknologi susun huruf mesin [timah] yang menjadi acuan untuk cetak tinggi menjadi usang dan digantikan komputer generasi awal yaitu mesin compugraphic atau mesin susun huruf foto. Di Indonesia generasi susun huruf foto yang belum lama berkembang , bahkan beberapa percetakan baru saja menginvest mesin Compugraphic dibuat tidak berdaya dengan perkembangan dunia komputer. Perkembangan dunia komputer juga sangat pesat, sebagai gambaran pada akhir tahun 80-an, komputer PC baru memiliki kecepatan clockspeed sekitar 10-25 Mhz dan sekarang dengan mudah dan murah kita dapatkan komputer PC standar di atas 2,5 Ghz.

Proses susun huruf foto atau yang popular dikenal dengan sebutan typesetting, yaitu persiapan naskah camera ready yang siap cetak. Proses mi telah menggunakan komputer, hanya saja pada saat itu komputer yang digunakan merupakan suatu sistem yang dikenal dengan close system. Beberapa merek peralatan seperti dan Compugraphic, Berthold dan lainnya, merupakan komputer dengan sistem yang tertutup, sehingga tidak memungkinkan berkomunikasi dengan sistem lainnya.

Pada saat itu juga sudah dikenal peralatan separasi warna dengan scanner, plus suatu alat yang dikenal atau disebut dengan system, dimana dimungkinkan melakukan manipulasi gambar sebelum dilakukan separasi warna. Beberapa merek peralatan yang cukup dikenal diantaranya Chromacom, Sigmagraph, Studio dan lain-lain. Peralatan yang mahal ini juga sebenarnya merupakan suatu wujud dan komputer yang sama seperti peralatan typesetting, bersifat close system.

Saat itu proses antara text dan gambar merupakan dua pekerjaan yang terpisah dan baru akan digabungkan pada saat final yang akan menghasilkan film yang siap untuk pembuatan pelat cetak.Pada tahun-tahun tersebut berkembang perusahaan yang memiliki peralatan tesebut, walaupun terbatas di kota-kota besar. Perusahaan yang menyediakan jasa untuk susun huruf berlabel typesetting dan yang berurusan gambar disebut perusahaan repro. Kemudian suatu tonggak penting dan memiliki pengaruh yang sangat besar sampai saat ml adalah pada sekitar akhir tahun 80-an suatu perusahaan yang bernama Adobe memperkenalkan suatu standarisasi bahasa untuk berkomunikasi antara komputer dengan peralatan lainnya yang dikenal dengan dengan Adobe Postscript.

Di era yang sama komputer Apple memperkenalkan suatu komputer desktop yang disebut Apple Macintosh, yang berbasis grafik, dimana dengan tambahan unit laser printer, peralatan Desktop Publishing [DTP] secara pasti menggeser generasi typesetting sebelumnya. Proses setting digabungkan layout dengan fasilitas WYSWYG [what you see is what you get] yang dapat segera dilihat hasil layout seperti yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan komputer Apple Macintosh, diperkenalkan satu peralatan yang disebut dengan imagesetter, yang mampu menghasilkan film langsung dan komputer.

Munculnya software Adobe Photoshop yang jauh Iebih murah dalam pengolahan foto maupun slide kedalam bentuk digital, semakin memudahkan proses persiapan dan sekaligus membuat was-was para pemakai teknologi grafika seperti kalangan percetakan maupun penerbitan. Hampir dapat dikatakan dalam hitungan bulan dikembangkan mesin baru, software baru yang mempermudah dan mempercepat proses penyiapan produk cetak serta hasilnya Iebih akurat dan terukur. Gabungan peralatan tersebut diatas, perlahan berkembang semakin baik, dengan kecepatan yang semakin tinggi, dan secara perlahan menggeser semua peralatan yang menggunakan close system. Perusahaan yang mampu beradaptasi ini dapat bertahan, sementara yang tidak akhirnya perlahan harus gulung tikar.

Hal ini disebabkan oleh perubahan cara kerja, pekerjaan typesetting dan color separation house yang tadinya digarap di luar penerbit, kemudian dapat dikerjakan pelanggan ditempatnya, dan perusahaan repro hanya sebagai tempat output film. Yang pertama kali terpukul saat itu adalah perusahaan penyedia jasa type setting, karena pekerjaan mereka langsung diambil alih oleh customer mereka sendiri, kemudian juga untuk repro house konvensional yang tidak memiliki komputer dan imagesetter untuk mengubah data digital dan customer mereka.

Kemudian tahun 90-an generasi komputer IBM-PC compatible masuk kedalam dunia grafika dan membaurkan computer science dengan industri grafika. Jika diruntut perkembangan teknologi digital dapat dilihat dan mulai computer to paper [layout-contact film-plate] , computer to film, computer to plate, computer to press-direct imaging, digital printing dan digital publishing.Hal yang digambarkan di atas merupakan gambaran umum yang terjadi pada dunia prepress. Bagaimana dengan dunia press dan postpress? Sama seperti dunia pracetak, komputer dan teknologi digital juga telah masuk ke dunia press dan postpress. Saat ini telah dikenal suatu standar yang melakukan suatu koordinasi antara dunia prepress, press dan postpress.

Perkembangan yang sekarang perlu dicermati adalah computer to plate [CTP] dan computer to print, digital printing lamnnya yang banyak memberikan warna dalam perkembangan teknologi.
Gambaran umum tersebut di atas memperlihatkan bagaimana teknologi berfungsi seperti pedang yang bersisi dua dan dimana satu pihak mempermudah proses kerja akan tetapi juga menyebabkan pelaku grafika yang tidak siap untuk beradaptasi akan ditelan roda perkembangan teknologi.

Pada saat ini industri percetakan telah berkembang cukup pesat melalui usaha kecil, menengah dan besar, sedangkan dan teknologi yaitu sederhana, madya dan modern dengan berbagai jenis produk cetak. Dan data lama [1995] Departemen Perindustnian dan Perdagangan, pada saat ini ada 7250 percetakan ditambah sekitar 17.500 unit usaha rumah tangga atau mikro di Indonesia.

Data lain tahun 2001 menyebutkan terdapat 328 perusahaan yang berskala menengah dan besar dengan kapasitas 159.402 juta m2 , ekspor sebesar 152,99 ton sedangkan impor 8,08 juta ton. Industri percetakan/grafika mempunyai utilitas sebesar 65 %. Penyebaran lokasi industri percetakan terdapat di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sumatera 16 % , Jawa 77 % , Kalimantan 2 %, Bali dan kawasan Timur indonesia sekitar 5 % .

Perkembangan teknologi digital publishing akan mendorong perubahan tuntutan pasar dengan memperlihatkan segala sesuatu yang dimungkinkan secara teknologi. Suatu contoh buku dalam ukuran efisiensi tidak lagi dituntut harus dicetak 2000 exemplar, tetapi dengan digital publishing dapat dicetak 10 exemplar. Berbicara mengenai pasar, maka persaingan yang demikian ketat dewasa ini menuntut daya saing yang kuat. Tuntutan pasar akan mendorong dan menciptakan inovasi baru dengan cara menciptakan produk clan aplikasi baru yang menggunakan teknologi yang ada maupun yang baru.

Pengembangan produk yang ada maupun produk baru dalam dunia grafika menjadi penting artinya. Produk tersebut dapat pula berbentuk produk jasa. Penciptaan produk-produk baru tersebut membutuhkan suatu proses penelitian dan pengembangan yang cukup teruji yang memungkinkan bahwa produk barus tersebut akan layak dipasarkan. strategi diferensiasi produk akan berperan dalam kondisi seperti ini.

Para pelaku pada industri grafika secara umum di kota-kota besar dapat dikatakan cukup dan mampu mengikuti perkembangan teknologi yang berlangsung. hat ini dapat dilihat dan banyaknya peserta dan Indonesia jika ada pameran.


0 komentar: